32 KATA MUTIARA KRISTEN
1. Dalam Dasa Titah terdapat perintah: "Hormatilah
ayahmu & ibumu..." (Kel.20:12). Perintah ini bukan ditujukan kpd anak
yg masih kecil melainkan kpd anak yg sdh dewasa, sebab Dasa Titah dialamatkan
kpd org dewasa. Jadi, ayah & ibu di sini adalah ayah dan ibu yg sudah
werda/lansia. Kata hormatilah (Ibr. Kabeed = menilai berat seperti dlm
timbangan, menilai tinggi seperti dlm harga) di sini berarti mencukupkan
kebutuhan para lansia. Perhatikan pula ayat ini: ".... engkau harus menaruh
hormat (Ibr.: hadar = taat, respek) kepada org yg tua & engkau harus takut
(Ibr. : yare = takwa, respek) akan Allah-mu" (Im. 19:32). Perhatikan
betapa gamblangnya ayat ini. Di sini lansia di sejajarkan dgn Allah. Respek
kepada lansia sama dengan respek kepada Tuhan. Cuek kpd lansia sama dengan cuek
kepada Tuhan. Apakah ayat ini masih kurang gamblang?
6. Banyak kepercayaan menekankan kebesaran & kuasa
Tuhan. Bagi kita, Tuhan itu mahabesar & mahakuasa, tetapi terutama Ia
mahabaik. Ia menyelamatkan kita bukan dengan kebesaran-Nya (sebab Ia justru
menjadi manusia) dan bukan dengan kuasa-Nya (sebab Ia justru mati tak berdaya
di atas salib), tetapi dengan kebaikan-Nya (yg mengampuni orang berdosa &
menolong orang yg lemah). Injil adalah undangan untuk menikmati kebaikan Tuhan
itu. Orang yg percaya akan kebesaran & kuasa Tuhan tetapi kurang sadar akan kebaikan Tuhan bisa saja menjadi
orang yg sangat beragama tetapi belum tentu orang baik. Jangan heran kalau
banyak kejahatan justru berkaitan dengan orang-orang beragama. Kepercayaan akan
kebesaran & kuasa Tuhan bisa menjadi dasar untuk selalu membesarkan diri
& memupuk kekuasaan diri. Hasilnya adalah sikap hidup yang berbahaya bagi
orang lain. Karena itu tidak cukup hanya mengagumi kebesaran Allah dan mengakui
kuasa-Nya. Maka, "kecaplah dan lihatlah kebaikan-Nya", nikmatilah dan
sadarilah betapa baiknya Tuhan itu!
10. Seorang ayah memiliki 3 anak perempuan. Saat hari ulang
tahunnya, ia ingin memberi sesuatu yg berharga kepada satu di antara ketiga
anaknya. "Ayah akan memberikan jam tangan ini kepada salah seorang di
antara kalian. Ayah akan meletakkannya di lumbung padi yg penuh dgn jerami.
Siapa yg mendapatkan arloji, maka ia berhak memilikinya." Anak yg pertama
mencoba mencari dgn membolak-balik tumpukan jerami. Tetapi sampai tenaganya
habis, arloji itu tdk berhasil ditemukan. Anak yg kedua mencoba mencari dgn menggunakan lampu senter. Setiap
sudut ruangan dipelototinya. Tetapi hingga baterai lampu itu habis, arloji itu
tdk ditemukan. Anak yg ketiga masuk ke dalam lumbung. Tak berapa lama kemudian,
ia keluar dgn membawa arloji yg dimaksudkan. Melihat hal itu sang ayah
bertanya, "Bagaimana kamu dapat menemukan arloji itu dgn cepat?" Anak
itu menjawab, "Ayah, aku hanya duduk diam. Dalam keheningan aku mampu
mendengarkan suara detak arloji sehingga dgn mudah aku menemukannya."
12. Di kerajaan Ts'u pernah tinggal seorg pemuda bernama
Jujur. Ayahnya mencuri seekor domba, jadi ia pergi & memberi tahu hakim, yg
memerintahkan agar org yg bersalah itu ditahan, & siap menjatuhkan vonis
atas dirinya. Si pemuda Jujur itu kemudian meminta diizinkan memikul hukuman
menggantikan ayahnya. Tepat sebelum diterapkan, ia berkata kepada sang pejabat:
"Waktu ayah saya mencuri seekor domba & saya melaporkan pencurian itu,
bukankah saya bersikap jujur? Waktu ayah saya hampir
dihukum, & saya menawarkan memikul hukuman itu, bukankah saya menghormati
ayah saya? Jika org yg jujur & mengasihi org tuanya bahkan dihukum, siapa
diseluruh kerajaan yg tdk akan dihukum?" Waktu sang hakim mendengar ini ia
pun membebaskan pemuda itu. Waktu Kong Hu Cu mendengar kisah ini, ia berkata :
"Aneh! Bahwa seorang bisa menjual nama baik ayahnya untuk mengharumkan
kejujurannya sendiri. Jika itu disebut kejujuran, lebih baik kita tidak jujur
saja." (Cerita Rakyat Cina).
Kita senang bersama dan sedih bersama.
Persahabatan tumbuh dari keterbukaan dan rasa percaya.
Kita merasa dekat.
Kita saling mengagumi, tetapi kita berani berterus terang menegur kesalahan masing-masing.
Kita saling menyukai, tetapi juga saling memarahi.
Kita saling membutuhkan, tetapi tidak saling memanfaatkan.
Sahabat tidak membujuk, tetapi juga tidak menuntut.
Antara sahabat tidak ada iri dan dengki.
Keberhasilannya menjadi kebanggaanku, kegagalannya menjadi kekecewaanku. Sahabat saling mau mendengarkan, menyelami dan mengerti.
Sahabat saling peduli.
Untuk bersahabat kita perlu berjiwa besar dan berhati ikhlas.
Terhadap sahabat kita boleh mengeluarkan perasaan sebagaimana adanya, tanpa pura-pura ramah dan memasang senyum buatan.
Persahabatan dipupuk oleh itikad dari kedua belah pihak.
Dalam prsahabatan ada kedekatan.
Atau dengan kata-kata Amsal: "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran" (Ams. 17:17).
18. Kekerasan bisa trjadi atas nama agama krn slama ini pribadatan, cara beragama atau keberagamaan kita salah. Keberagamaan kita umumnya sangat menekankan aspek ritual-seremonial. Ketika aspek ritual ini ditonjolkan, maka yg diutamakn adalah symbol-simbol. Ketika yg diutamakn adalah symbol-simbol, maka yg muncul adalah identitas kultural-primordialnya, bukan pada identitas spritualnya. Ketika yg dikedepankan identitas kultural atau simbol2, maka yg muncul kekerasan, & ketika yg muncul adalah kkerasan, maka agama hanya menjadi beban bukan mnjadi berkah. Itu sebab, yg sangat mndesak skrg ini utk dilakukan oleh agama2, baik sendiri2 maupn bersama-sama adlh mnghidupkn ibadah sosial. Ibadah ritual tdk pnya makna apa2 ktika ibadah sosial tdk dilakukan. Ibadah sosial hrslah mrupakan ekspresi dari ibadah ritual. Itulah makna dari printah Yesus dlm Mat.22:37-40. Kita blm mengasihi Tuhan Allah, kalau kita blm mngasihi sesama manusia. Artinya kasih kpd sesama manusia yg dinyatakan dlm prjuangan mnegakkan harkat & martabat manusia adalah bentuk yg paling benar dr kasih kpd Tuhan Allah.
19. Dalam 1 Raja-raja 19 : 9 - 18..... Tuhan menyuruh nabi Elia mencari-Nya. Mula-mula ia mencari Tuhan di tengah "angin besardan kuat yang membelah gunung dan memecahkan bukit-bukit batu". Tetapi Tuhan tidak ada.
Ia juga mencari Tuhan "di dalam gempa dan di dalam api". Tuhan juga tidak ada disitu.
Sesudah itu "datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa". Ternyata disitulah Tuhan. Tuhan datang dalam bunyi yang hening dan halus.
Itulah sebabnya kita meneduhkan diri dan beribadah.
20. Memaafkan tidak identik dengan melupakan kesalahan orang lain. Memaafkan justru melampauinya. Memaafkan adalah keberanian untuk mengakui kesalahan diri dan kesalahan orang lain, menjadikannya sebagai sejarah pengalaman hidup untuk menguji konsistensi fitrah ilahi dalam diri maupun komunitas. Dalam arti itu, pemaafan yang tulus tidak memberi ruang bagi kemunafikan. Memaafkan orang lain atas kesalahan yang mereka lakukan adalah menerima kemanusiaan orang lain, sebagaimana kita menerima kemanusiaan diri sendiri. Memaafkan adalah membuka kedua tangan untuk merangkul orang lain dengan seluruh keberlainan mereka. Seperti bunyi sebuah doa permohonan kepada Tuhan "Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami".
21. Doa yg rasional bersifat realitis. Ia menyadari bahwa doa tidak selalu dapat terkabul. Ia menyadari bahwa terkabulnya doa bukan tergantung dari faktor orang yg berdoa, melainkan sepenuhnya tergantung dari wewenang Allah.
Karena itu doanya tdk mendesak-desak, melainkan tenang & pasrah.
22. sorga bukan perkara siapa layak & siapa tidak. sorga adalah perkara rahmat. Dan rahmat Tuhan tersedia bagi tiap orang, entah dia beragama atau tidak.
23. Raja Filipus II (382-336 SM) dari Makedonia, berencana menaklukkan Kota Sparta atau Lakonia.
Raja Filipus mengirim surat ancaman kepada penguasa Sparta. Bunyi surat itu demikian, “Jika kalian tidak menyerah, aku akan menyerbu negeri kalian. Dan jika aku menyerbu, aku akan merampok dan membakar segala sesuatu yang kalian cintai. Jika aku berbaris masuk ke dalam Lakonia, aku akan membumi-ratakan kota besarmu.” Dalam beberapa hari, Filipus menerima surat balasan dari Sparta. Saat surat itu dibaca, ia hanya menemukan satu kata yang tertulis.
Kata itu adalah “JIKA.”
24. Jika orang marah, kita balas marah, orang menghina, kita balas menghina, ternyata diri kita hanya sekedar peniru keburukan saja.
Karena itu, Kendalikan hatimu. Karena 'hati' lah yang dapat mengendalikan apapun yang akan kamu perbuat.
25. Dengarlah seruan optimis dari seorang pengarang yang sedang menangis di antara puing reruntuhan Bait Allah yang hancur pada suatu hari di Yerusalem, tahun 587 SM...... "Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya" (Rat. 3:24).
26. Ada banyak perbedaan antara agama kita dengan agama-agama lain dan perbedaan itu tidak ditutupi, melainkan justru dibuka namun dengan penuh respek. Perbedaan itu dihargai. kita menyadari bahwa Allah yang selama ini hanya kita lihat dari satu perspektif saja ternyata juga bisa dilihat dari perspektif agama lain. Kita saling menghormati perspektif masing-masing agama dan dengan rendah hati mengakui bahwa semua agama berdiri sama tinggi dan sama rendah di hadapan Allah. Hasilnya bukan sekedar kerukunan, melainkan saling memberi dan saling menerima untuk memperkaya penghayatan spritual masing-masing.
Saling memberi dan saling menerima itu tampak dalam cerita Abraham.
Abraham ditugaskan untuk memberi berkat. Sabda Allah ".....engkau akan menjadi berkat" (Kej. 12;2). Tetapi ketika Abraham bertemu dengan Melkisedek, seorang raja dan imam berbangsa dan beragama Kanaan, ternyata Abraham menerima berkat darinya. (LIhat Kej. 14 : 17 - 24) Sesuai dengan agama yang dianutnya, Melkisedek memberkati dalam nama El Elyon (Terj. LAI : Allah yang Maha Tinggi), padahal Abraham beribadah kepada Yahweh (Terj. LAI : TUHAN). Lalu penyusun perikop ini pada ayat 22 menempelkan kedua nama itu menjadi Yahweh El Elyon (Terj. LAI : TUHAN, Allah yang Maha Tinggi) untuk memperlihatkan bahwa kedua nama itu menunjuk kepada Allah yang sama.
27. kamu sdh berpendapat tdk mau mnjadi perokok. Motivasimu jelas: merokok merugikan kesehatan. Itu prinsipmu. Lalu kamu berada di tengah2 kawanmu yg sdg merokok. Kamu menolak ajakan mereka. Dan mereka mengejek: Ah, pengecut, kuno! Pada saat itu kepribadianmu sedang diuji. Menyerah? Masakan kamu mengorbankan kepribadianmu hanya krn takut disebut kuno atau pengecut. Kalau kamu menolak, mungkin kamu akan kehilangan kawan, tetapi kalau menyerah kamu akan kehilangan kepribadian. Mana yg lbh susah dicari? Sbg seorg remaja kamu skg sdg mempunyai proyek yg sangat penting: kamu sdg membangun masa depanmu. Apa hubungan masa dpn dgn kawan2 skg? Erat sekali. Keterhisaban dgn kawan2 bisa menguatkan proyek pembangunan masa depan itu. Atau sebaliknya: Merusakkan. Kawan2 berfungsi sbg teladan peran yg positif atau yg negatif. Teladan atau pengaruh yg skg kamu terima itu akan mewarnai masa depanmu. Krn masa depan bukanlah apa yg akan kita hadapi nanti, melainkan apa yg sedang kita ciptakan sekarang.
28. “Anakmu sebenarnya bukan milikmu.Mereka adalah anak Sang Hidup yang mendambakan hidup mereka sendiri.
Mereka memang datang melalui kamu, tetapi mereka bukanlah milikmu. Engkau bisa memberi kasih sayang, tapi engkau tidak bisa memberikan pendirianmu, sebab mereka memiliki pendirian sendiri.
Engkau dapat memberikan tempat pijak bagi raganya, tapi tidak untuk jiwanya, sebab jiwa mereka ada di masa depan yang tidak bisa engkau capai sekalipun dalam mimpi…
Engkau adalah busur dari mana bagai anak panah, kehidupan anakmu melesat ke masa depan.
Sang Pemanah maha tahu sasaran bidikan keabadian. Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya, hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Meliuklah dengan sukacita dalam rentangan tangan Sang Pemanah, sebab Dia mengasihi anak panah yang melesat laksana kilat,
sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap.”
29. Hidup adalah mewaris; mewarisi dan mewariskan. Kita mewarisi banyak hal dari generasi lampau dan mewariskan banyak pula kepada generasi mendatang. Karena itu, hidup diukur dengan tantangan: apa yang kita warisi dan apa yang kita wariskan? Warisan hidup terdiri atas: nilai-nilai hidup, pegangan hidup, makna hidup, misi serta visi hidup dan lainnya. Isi warisan hidup kita begitu banyak. Masakan kita tahu apa yang kita warisi dan tidak peduli akan apa yang kita wariskan?
30. Hidup akan menjadi lebih baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain. Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan. Seperti yang ditulis Paulus, "........ kami memikirkan yang baik, bukan hanya dihadapan Tuhan, tetapi juga dihadapan manusia" (2 Kor. 8:21). Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah.
31. Sungguh arogan bila kita merasa mempunyai hikmat atau akal budi bijak tentang Allah. Allah adalah misteri sehingga tidak ada hikmat manusia yang dapat mengukur penilaian Allah. Semakin mendalam kita berteologi, semakin kita akui bahwa pengetahuan kita tentang Allah merupakan hanya satu perspektif diantara sekian banyak perspektif lain. Leo Lefebure menulis bahwa teologi semua agama adalah docta ignorant, yaitu ketidaktahuan yang merasa tahu.
32. Apa motivasi Tuhan mengampuni kita?
Bukan kepentingannya sendiri, tetapi tidak lain adalah karena cinta-Nya kepada kita. Cinta adalah kunci pengampunan.
Mengampuni memang berat, penuh pengorbanan, tetapi cinta merupakan motivasi yang cukup kuat untuk menanggung segala pengorbanan itu.
Karena cinta-Nya Tuhan mengampuni kita dengan penuh pengorbanan pada pihak-Nya.
Hanya jika hati kita dipenuhi dengan cinta, kita dapat mengampuni dengan tidak menghitung-hitung.
Petrus tidak perlu menanyakan : "Berapa kali harus mengampuni saudaraku?", kalau ia mencintai saudaranya itu.
Cinta tidak menghitung-hitung.
Berapa kali anda sudah mengampuni anak-anak anda sejak bayi sampai sekarang? Pasti tak terhitung, dan anda tidak pernah merasa terlalu banyak atau terlalu sering untuk itu.
Mengapa? Karena anda mencintai mereka.
Ajaran Kristen tentang pengampunan tidak sekedar sebuah nasihat, apalagi perintah. Ajaran Kristen tentang pengampunan sebenarnya lebih merupakan undangan untuk masuk dalam persekutuan cinta Allah, di mana tersedia pengampunan yang tidak menghitung-hitung, di mana dosa kita maupun dosa orang lain tidak pernah terasa terlalu besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar